Model Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka

Model pembelajaran dalam kurikulum merdeka adalah rencana atau pola terstruktur yang digunakan guru untuk mengelola proses belajar mengajar di kelas. Mereka ibarat peta jalan yang memandu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Kurikulum dengan berbagai format pembelajaran intrakurikuler, di mana kontennya dioptimalkan untuk memberi siswa cukup waktu untuk mengeksplorasi konsep dan memperkuat keterampilan. Guru dapat secara fleksibel memilih dari berbagai alat pengajaran sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minatbelajar siswa. Proyek untuk memperkuat pencapaian rekor siswa Pancasila telah dikembangkan berdasarkan tema-tema tertentu yang diidentifikasi oleh pemerintah. Proyek tidak dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu sehingga tidak terkait dengan isi mata pelajaran.

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Model pembelajaran adalah rencana atau pola terstruktur yang digunakan guru untuk mengelola proses belajar mengajar di kelas. Mereka ibarat peta jalan yang memandu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Model pembelajaran ini tidak kaku dan bisa disesuaikan dengan berbagai faktor, seperti:

  • Topik pembelajaran: Model yang cocok untuk matematika mungkin berbeda dengan yang cocok untuk sejarah.
  • Tingkat kemampuan siswa: Model yang mudah dipahami untuk siswa yang masih pemula mungkin perlu dimodifikasi untuk siswa yang lebih maju.
  • Sumber daya yang tersedia: Beberapa model pembelajaran membutuhkan lebih banyak persiapan atau bahan dibandingkan yang lainnya.

Beberapa model pembelajaran yang sejalan dengan Kurikulum Merdeka masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing antara lain:

  • Project Based Learning (PjBL): Model ini mendorong siswa untuk belajar secara aktif melalui proyek yang bermakna dan relevan. PjBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan penting, seperti berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
  • Problem Based Learning (PBL): Model ini membantu siswa belajar dengan memecahkan masalah yang nyata. PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kemampuan memecahkan masalah.
  • Inquiry Based Learning (IBL): Model ini mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dengan mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri. IBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan masalah.
  • Discovery Learning: Model ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung. Discovery Learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan memecahkan masalah.
  • Cooperative Learning: Model ini membantu siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil. Cooperative Learning dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan interpersonal, komunikasi, dan kolaborasi.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dan meningkatkan motivasi belajar mereka.

Kurikulum Merdeka, yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek pada tahun 2022, memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada guru dalam memilih model pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendekatan berpusat pada murid yang menjadi salah satu prinsip utama Kurikulum Merdeka.

Model pembelajaran memiliki peran penting dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Model pembelajaran yang tepat dapat membantu guru untuk:

  • Mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum dalam Kurikulum Merdeka.
  • Meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
  • Mengembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
  • Menciptakan pembelajaran yang bermakna dan relevan dengan kehidupan siswa.

Guru bebas memilihnya yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya. Penting untuk dicatat bahwa tidak ada model pembelajaran yang sempurna untuk semua situasi. Guru perlu menilai berbagai faktor seperti topik pembelajaran, tingkat kemampuan siswa, dan sumber daya yang tersedia sebelum memilih model pembelajaran yang tepat.

Kesimpulannya

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada guru untuk memilih model pembelajaran yang dapat membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran dan mengembangkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan siswa untuk abad ke-21.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FEATURED

Recent Posts

Tayangan Halaman