Pemahaman Tentang Capaian Pembelajaran (CP)

Pemahaman tentang capaian pembelajaran sangat penting dalam dunia pendidikan. Capaian pembelajaran mengacu pada tujuan atau hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran. Ini adalah penilaian sejauh mana siswa telah mencapai pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan yang diinginkan sesuai dengan kurikulum atau rencana pelajaran tertentu. Berikut adalah beberapa poin penting dalam memahami capaian pembelajaran:

Definisi Tujuan Pembelajaran: Untuk memahami capaian pembelajaran, pertama-tama Anda perlu memahami apa yang diharapkan dari proses pembelajaran. Ini termasuk tujuan umum dan spesifik yang ingin dicapai oleh siswa pada akhir pembelajaran.

Pemilihan Indikator Kinerja: Capaian pembelajaran dapat diukur melalui indikator kinerja. Ini adalah tanda-tanda atau bukti konkret yang menunjukkan bahwa siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Indikator ini dapat berupa tes, proyek, presentasi, atau jenis evaluasi lainnya.

Penyusunan Rencana Pembelajaran: Pendidik perlu merancang rencana pembelajaran yang mencakup strategi, metode, dan materi yang akan digunakan untuk mencapai capaian pembelajaran yang diinginkan. Rencana ini harus sesuai dengan kurikulum dan memperhatikan kebutuhan siswa.

Penilaian dan Pengukuran: Proses penilaian dan pengukuran sangat penting untuk memastikan bahwa capaian pembelajaran tercapai. Ini dapat mencakup tes, penugasan, ulangan, dan metode evaluasi lainnya. Hasil dari penilaian ini membantu menilai sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.

Perubahan Instruksi: Pemahaman tentang capaian pembelajaran juga melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan instruksi jika siswa menghadapi kesulitan atau jika mereka lebih cepat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini memungkinkan pendidik untuk memberikan dukungan yang sesuai.

Kemitraan dengan Siswa dan Orang Tua: Melibatkan siswa dalam pemantauan dan evaluasi capaian pembelajaran mereka, serta berkomunikasi dengan orang tua atau wali murid, dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih efektif.

Revisi Kurikulum: Kadang-kadang, pemahaman tentang capaian pembelajaran dapat memicu perubahan dalam kurikulum atau rencana pelajaran untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tetap relevan dengan perkembangan dan kebutuhan siswa.

Pemahaman yang baik tentang capaian pembelajaran memungkinkan pendidik untuk memandu siswa menuju pencapaian tujuan pembelajaran, mengukur kemajuan mereka, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Hal ini juga membantu siswa dan orang tua untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dalam proses pembelajaran.

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.

Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran:

  • Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya.
  • Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar seorang peserta didik menunjukkankompetensinya, sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas. (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan).
  • Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FEATURED

Recent Posts

Tayangan Halaman